Rabu, 20 Juni 2012

Mengasuh Anak dengan teknik Hypnotherapy

Hypnoparenting adalah teknik hypnotherapy (terapi dengan hipnosis) yang secara khusus diterapkan oleh orang tua dalam mengasuh anak. Secara garis besar, teknik ini bermanfaat meningkatkan kualitas komunikasi dan kecerdasan spiritual orang tua dan anak. Bekerja langsung pada alam bawah sadar anak, membuat orang tua dapat menerapkan pola asuh tanpa paksaan. Sejak zaman dahulu teknik ini sudah banyak digunakan sebagai "alat bantu" pengasuhan anak, namun belum dikenal dengan nama hypnoparenting.

Prinsip utama hypnoparenting adalah mengucapkan kata-kata sugestif berulang-ulang kepada anak ketika otak anak sedang berada dalam gelombang Alpha (8 - 12 Hz). Ketika anak dalam kondisi relaks atau istirahat (mengantuk dan mata mulai tertutup) itulah kondisi otak anak dalam gelombang Alpha. Ketika otak bekerja dalam gelombang Beta (12 - 19 Hz), otak berada dalam keadaan waspada (alert), sedangkan dalam keadaan tidur lelap otak berada di gelombang Theta (4 - 8 Hz).
Kalimat-kalimat yang mengarahkan perilaku positif anak dapat Anda bisikkan di telinga anak ketika anak sedang beralih dari kondisi waspada ke kondisi mengantuk dan tertutup matanya. Kalimat afirmatif positif (maupun negatif) menjadi sugesti akan masuk dan "direkam" alam bawah sadar ketika disampaikan ketika anak dalam fase tersebut. Oleh karena itu, para ahli hipnosis akan melatih orang tua memformulasikan kalimat dengan tepat agar "program" yang disampaikan pada anak tepat.

Dari dua pernyataan berikut, salah satu bukan kalimat sugestif yang patut didengar anak tetapi tanpa sengaja lontarkan dilontarkan orang tua:
a.. "Bunga, kamu selalu berantakan. Coba atur kamar kamu supaya tidak berantakan begini. Tiap hari pasti berantakan." Karena setiap hari ibunya berkata demikian, Bunga tumbuh menjadi anak yang tidak rapi, selalu berantakan.
b.. "Anak mama anak yang pandai kok, kamu pasti bisa dan pantang menyerah ya." Sekalipun balita gagal dalam melakukan suatu hal, seperti tugas sekolahnya, kata-kata positif seperti ini justru membuatnya menjadi anak yang pandai dan pantang menyerah. Ia akan tumbuh dengan rasa percaya diri.

Hindari:

a.. menyusun kalimat afirmatif yang mengandung kata "tidak", "jangan", "tanpa" dan kata-kata yang bermakna negasi. Alam bawah sadar hanya dapat "memahami" kata-kata dasar. Misalnya, Anda mengatakan, "Jangan nakal, ya!", yang terekam di alam bawah sadar justru kata "nakal". Jadi, sebaiknya diubar, "Jadilah anak pintar!".
b.. menyampaikan sugesti dalam kondisi marah atau emosi yang sedang tidak stabil. Redakan kemarahan atau rasa ingin tergesa-gesa dengan mengatur nafas.


Manfaat:

a.. Meningkatkan kecerdasan spiritual atau SQ (Spiritual Quotient) anak.
b.. Meningkatkan kualitas komunikasi, baik secara verbal maupun non-verbal (karena ikatan batin anak-orang tua sangat erat).
c.. Mengarahkan proses tumbuh kembang anak.
d.. Mempersiapkan generasi sehat, cerdas dan kreatif.
e.. Membantu anak yang sakit jadi lebih tenang, merasa aman terlindung sehingga kualitas tidur lebih baik dan daya tahan tubuh meningkat.
f.. Membantu orang tua lebih paham kepribadian anak.
g.. Membimbing orang tua menjadi bijaksana dan peka secara spiritual dalam mendidik dan mengasuh anak.
h.. Mengarahkan orang tua selalu menjadi pribadi positif.

Langkah-langkah Terapi Hypnoparenting

Hypnoparenting sebagai teknik pola asuh bekerja langsung pada alam bawah sadar anak. Orang tua dapat menerapkan pola asuh termasuk mendisiplin anak secara mudah tanpa paksaan.
Yang terjadi saat orang tua menggunakan teknik hypnoparenting adalah
a.. komunikasi secara mental melalui alam bawah sadar anak.
b.. kalimat-kalimat afirmatif yang disampaikan ketika anak sedang dalam kondisi rileks.
c.. Tindakan dan tingkah laku balita masih sangat banyak dipengaruhi alam bawah sadarnya. Itu sebabnya, ia begitu polos dan spontan, serta mudah di-"program" (diberi sugesti) oleh orang tuanya.
d.. Pikiran anak balita ibarat spons yang sangat mudah menyerap apa pun yang terdengar, terlihat dan terasa.
e.. Orang tua menanamkan sugesti melalui kalimat-kalimat afirmasi sesuai kebutuhan anaknya, langsung ke alam bawah sadar sesuai sugesti tersebut.

Persiapan orang tua:
a.. Paham sifat dan kebiasaan anaknya, sehingga tidak melakukan sugesti yang bertentangan dengan sifat balita.
b.. Bisa menyeleksi kata-kata yang akan diucapkan. Fokus pada kata-kata positif dan hindari kata-kata negatif seperti "nakal', "bandel", "  "susah", "berisik", dan sebagainya.
c.. Mampu intropeksi diri dan memberikan contoh baik pada anak.
d.. Paham betul konsep dasar hypnoparenting. Tak sekedar tahu. Hindari tindakan tidak sepenuh hati atau tidak rela.
e.. Bekerja sama dengan anak mengenai cara menerapkan hypnopareting agar konsisten.
f.. Setiap orang punya kesalahan. Orang tua harus menyadarinya agar tidak selalu menyalahkan anak.
g.. Ingat, yang bicara adalah bahasa batin. Anak tidak peduli orang tua bicara dalam bahasa apa, tetapi saat orang tua meniatkan maksud pikirannya, itulah yang tertangkap. Janin bisa mengikuti kata-kata ibunya, walau ibunya bicara dalam hati, tanpa suara.

Langkah-langkah:
a.. Orang tua harus tenang dan rileks.
b.. Cari saat paling tepat untuk melakukan penanaman sugesti pada anak, ketika balita dalam kondisi yang rileks dan fokus. Misalnya, saat menyusui, saat anak sakit, saat bercerita, atau saat balita sedang tidur.
c.. Gunakan media pendukung untuk melakukan penanaman sugesti (jika dibutuhkan), misalnya suara musik yang menenangkan, suara lembut ibu dan ayah, suara detak jam, dan sebagainya.
d.. Lakukan kontak tubuh secara lembut, berulang dan monoton (dapat dilakukan saat ia tertidur), seperti mengusap kepala atau dahi balita, mengusap punggungnya dengan lembut.
e.. Mulailah bicara dengan niat menanamkan sugesti positif, gunakan kalimat afirmasi positif seperti, "Anak manis, mimpilah yang indah dan besok pagi, bangun segar, bersemangat dan sehat."
f.. Lakukan pengulangan secara konsisten, ibu dan ayah melakukan hal sama berulang-ulang, hingga terlihat hasil yang diharapkan.

Hindari:
a.. Membiarkan balita tertidur lelap di depan TV atau media lain yang hidup, terutama jika media tersebut memiliki efek negatif. Anak akan memsuki kondisi alpha saat tertidur, sehingga apa yang ia dengan dari luar dapat terprogram secara otomatis di alam bawah sadarnya.
b.. Bertengkar atau saling melontarkan kalimat negatif di depan anak karena bisa tertanam di jiwa bawah sadar anak, dan kemungkinan berakibat pada kesehatannya.
c.. Melakukan kekerasan terhadap anak, karena ia akan dengan mudah memprogram kekerasan tersebut di jiwa bawah sadarnya.
d.. Menggunakan kata-kata negatif. Misalnya, "Besok pagi kamu bangun dan tidak rewel," tetapi ganti menjadi, "Besok pagi kamu bangun dengan hati senang, ya Nak!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar